Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Sebelum menonton diri sendiri,
kita perlu menghidupkan mata hati
dengan cara menggerus biji egoisme
yang masih bersarang dalam kesadaran kita.
Karena egoisme sering menghalangi mata hati
untuk melihat diri secara gamblang.
Buatlah kita berjarak dengan diri sendiri,
kita menonton diri seperti menonton orang lain.
Tataplah lekat-lekat diri kita dengan mata hati,
maka kita akan mengetahui secara jernih,
siapa diri kita yang sebenarnya.
Boleh kita memutar kembali film masa lalu yang pernah
ditapaki.
Dari rentetan film itu, kita bakal memahami secara dekat
karakter dan kebiasaan hidup kita.
Setelah itu kita memeroleh pemahaman “siapa diri kita”.
Ketika kita terbiasa menonton diri
dengan cara membuat jarak terhadap diri sendiri,
maka kita tak akan terlalu terikat oleh keadaan yang
datang silih berganti,
entah musibah atau nikmat.
Seperti kita menonton televisi,
ada saja lintasan kesedihan dan kebahagiaan
mewarnai penggalan demi penggalan adegan tersebut.
Ketika kita menonton diri sendiri secara utuh,
akan ditemukan keindahan-keindahan yang tak terlukiskan
kata-kata.
Juga dengan menonton diri sendiri,
kita bakal menemukan kenyataan menakjubkan
yang tak bisa dikadar dengan akal yang berlimit.
Kebiasaan kita menonton diri sendiri juga akan memandu
kita
untuk menggerus jalan setapak sempit “berupa keakuan”
bergantikan jalan raya ditandai oleh
terbangunnya jiwa universal, cinta universal.
Dan hidup Anda tergabung dengan jiwa kemanusiaan,
bahkan jiwa semesta. Edan Tenan... He he he
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.